Ijinkan aku mengingat namanya….(sebuah curhat biasa)

Tertegun saat hati ini melihatmu, tak terasa mata ini berkaca-kaca mengingat yang telah lalu, tepatnya sekitar 6 tahun yang lalu, saat kita masih polos dengan seragam putih – biru belum abu-abu,
Tertegun saat ini, saat mengingat kenapa tidak banyak hal yang kulakukan saat itu….
Banyak cerita telah aku lewati, banyak cerita telah aku lalui, tapi satu nama itu tetap dihati….
maafkan hatiku, aku tak bermaksud menduakanmu, aku hanya mengingat sepenggal bait puisi yang belum selesai ku karang saat itu, sebait lagu yang belum sempat aku letakkan nada-nada yang indah pada setiap akhir barisnya.

Bangga dan haru, saat ini melihatmu menjadi sosok yang HEBAT,sosok yang membanggakan, sementara aku masih menjadi PENGANGGURAN (itu kata mereka), tertegun raga ini saat ku menemukanmu setelah hitungan tahun dijari kananku harus masih ditambah satu. ya ! Facebooklah yang mempertemukan kita, facebook pula yang mengingatkan aku tentang sebuah cita-cita besar tentang dirimu, sosok pujaan hatiku.

Tapi,…. sebesar apa aku mengingatmu, nampaknya tidak begitu denganmu. ah…. bodonya aku yang selalu menyanyikan lagu-lagu kebanggan kita dulu, “Mistikus Cinta by dewa” menemani setiap langkahku untuk tidak berhenti berdoa, engkaulah jodohku.

Namun mungkin pupus adalah kata yang tepat, saat hati ini harus menentukan pilihan, saat hati ini harus ada orang lain yang mengisi. Terimakasih hatiku kamu begitu mengerti diriku, tidak ada maksud lain atau apapun soal catatan dimalam yang penat seusai seharian bergelut dengan pencarian ide dan tata letak serta komposisi warna.

Sebuah catatan yang akan mengingatkan seseorang, bahwa dulu ada DIRIKU yang dengan sengaja, selalu berdoa demi kebaikan dan kebahagiaannya, trimakasih pula hatiku kamu menjaga diri ini dengan sangat baik meski kau juga sama, jauh dari ragaku sekarang.

Dibulan Juni setiap tahun, aku selalu berdoa semoga dirinya semakin dewasa dan menjadi kebanggaan keluarga, dan alhamdulillah semua itu semakin nyata, karena ku dengar dia sudah sukses di seberang sana.

Biarlah aku menyimpan dalam-dalam namamu, hingga suatu saat akan ku teriakkan nama itu sekeras-kerasnya supaya semua orang tahu, bahwa perpisaan yang kita lalui dan ketiadaan komunikasi yang kita jalani selama bertahun-tahun akan terbayar manis dengan kebahagiaan masing-masing dari kita dengan keluarga kita masing-masing, aku dengan istriku, dan kamu dengan suamimu.

Ah…. apa yang aku tulis ini, bukankah aku harus menyelesaikan setumpuk pekerjaan bagi seorang pekerja seni sepertiku (pengangguran), mungkin hanya kata puas dari client dan ucapan terimakasih yang saat ini bisa melupakanku sejenak untuk tidak hanyut dalam kesedihan mengingatmu.

Ya Tuhan, jadikan aku dan dirinya pribadi yang baik lahir dan batin, berkahilah keluarga kami nantinya dengan kesehatan, biarkan kisah ini menjadi akhir penulisan ceritaku.

Tertegun, cemburu tapi penuh haru, dirimu telah bersanding dengan orang lain diseberang sana, entah siapa dia aku tidak mau mengetahuinya, tapi yang jelas ada sebait senyum yang timbul karena kedekatan kalian. Aku turut bahagia, seperti kalian melihatku disini dengan seseorang “bidadari tercantik”

“hatiku, trimakasih kamu mengerti keadaanku, tapi ijinkan aku mengingat namanya …. untuk slama-lamanya…..”

*karanganyar, 29 April 2010. untuk sebuah kisah,

5 Responses to “Ijinkan aku mengingat namanya….(sebuah curhat biasa)”


  1. 1 arit May 1, 2010 at 1:22 am

    curhatan yang menyentuh mas…hehe…
    hampir sama dengan yang aku alami…
    bukankah Cinta tak harus memiliki???

  2. 2 arin May 21, 2010 at 10:38 am

    “Ijinkan aku mengingat namanya….”simpel tapi mempunyai arti yang sangat mendalam.ak pernah pula mersakan itu.byarlah hati ini yg menentukan.

  3. 3 dwijatmiko July 25, 2010 at 6:30 am

    maasa masa paling indah adalah masa putih abuabu/SMA 🙂

  4. 4 joe September 1, 2010 at 12:08 am

    mas bisa gak malam ini kirimi aku system coreldraw 12 ke email ku mas… makasih lho sebelum nya

  5. 5 Setyawan February 2, 2011 at 11:34 am

    edan banget jian ceritanne


Leave a reply to arit Cancel reply